Selasa, 11 September 2012

Konsep Dasar Bahasa Indonesia

Konsep Dasar Bahasa Indonesia
              Pengantar

Dua cara berkomunikasi:
1. Secara Verbal
Dilakukan dengan menggunakan
alat/media bahasa:
• Lisan
• Tulis
2. Secara Non verbal
Dilakukan dengan menggunakan media
selain bahasa:
• Simbol (tanda lalin)
• Isyarat (lambaian tangan)
• Kode (morse)
• Bunyi-bunyian (sirine, kentongan)

Fungsi Bahasa :

Bahasa berfungsi sebagai alat:       
 -Berkomunikasi
 -Mengekspresikan diri                                 
 -Berintegrasi & beradaptasi sosial
 -Kontrol sosial
Ragam dan Laras Bahasa
 
RAGAM BAHASA
Ragam bahasa yaitu variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa

Ragam bahasa dapat dibedakan
menjadi 5 :
Berdasar media Pengantarnya
-Ragam lisan
-Ragam tulis

Berdasarkan situasi pemakaiannnya
-Ragam formal
-Ragam semiformal
-Ragam nonformal
Contoh:
Ragam formal
Saya, Anda, Bapak, Ibu,
Saudara.

Ragam semiformal
Aku, Kamu, Bung, Mas, Dik, Mbak

Ragam nonformal
Gue, Ane, Lu, Neng, Situ
LARAS BAHASA
Laras bahasa ialah kesesuaian bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakai.
bahasa dengan ciri tertentu yang dipakai (difungsikan) untuk
keperluan tertentu.
Macam-macam laras bahasa:
-Laras ilmiah
-Laras sastra (puisi, cerpen, novel, dll.)
-Laras jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll.)
-Laras hukum
-Laras kedokteran
-dll.
Ciri Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karya Ilmiah:

1. Menggunakan ragam formal
2. Menggunakan kalimat efektif, ciri-ciri:
   - Bentuk gramatikal singkat
   - Menghindari bentuk berlebihan
   - Ada kesepadanan antara struktur
gramatik dengan alur pikir
3. Menghindari makna ambigu (ganda)


BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
• Bahasa yang baik apabila maknanya dapat dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi.
• Bahasa yang benar adalah bahasa dengan ragam formal yang mengikuti kaidah baku
• Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan.

TATA EJAAN dan PILIHAN KATA (DIKSI)

Ejaan adalah seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.

Sejarah ejaan dalam bahasa Indonesia
• Ejaan Van Ophuijsen (1901 – 1947) Seorang guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia.
• Ejaan Republik (ejaan Suwandi) (1947 – 1972) Menteri PP dan K RI saat itu.
• Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (16 Agt. 1972 – sekarang) suatu bahasa. 
 

Ruang Lingkup EYD
1. Pemakaian Huruf 
Membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa :
• Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)
• Vokal (a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
• Konsonan (b, c, d, … -- B, C, D,…)
• Pemenggalan
- Pemenggalan kata dasar
- Pemenggalan imbuhan
- Pemenggalan kata gabungan
                        - Pemenggalan khusus

• Nama diri
  Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
 2. Penulisan Huruf

-       Huruf Kapital
-       Huruf Miring
3. Penulisan Kata

• Kata Dasar
• Kata Turunan
• Bentuk Ulang
• Gabungan Kata
Kata Depan di, ke, dari
• Kata Sambung si, sang

Singkatan dan akronim
Angka dan Lambang bilangan
4. Penulisan Unsur Serapan

Unsur serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing.
5. Pemakaian Tanda Baca (pungtuasi)

• Tanda titik(.)
• Tanda koma (,)
• Tanda titik koma (;)
Tanda titik dua (:)
Tanda hubung (-)
• Tanda tanya (?)

Tanda seru (!), dll.


PILIHAN KATA/DIKSI
• Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya. 
• Tepat    -> makna, logika, maksud
• Sesuai  -> konteks sosial 

FUNGSI DIKSI

• Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.


• Membentuk gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
- Komunikasi berjalan baik
- Suasana tepat
- Mencegah perbedaan tafsiran

MAKNA DENOTATIF dan KONOTATIF
Makna Denotatif
Kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan peluang pada pembaca untuk memberikan makna tambahan.

Makna Konotatif
Makna yang mengandung asosiasi-asosiasi tambahan, makna yang tidak sebenarnya.


Kata Umum & Khusus


-       Kata umum/subordinat : acuannya lebih luas
-       Kata khusus/hiponim : acuannya lebih khusus
Semakin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, makin terbuka kemungkinan salah dalam pemaknaannya.


Kata Konkret & Abstrak


-       Kata konkret adalah kata yang mudah diserap pancaindra
Contoh: meja, rumah, air, cantik, hangat, wangi, suara.
-       Kata Abstrak: Tidak mudah diserap pancaindra
Contoh: keinginan, angan-angan, perdamaian, kebahagiaan


Kata Penghubung Berpasangan
-       antara …. dan …
-       tidak …, tetapi …
-       baik ….maupun …..
-       bukan …, melainkan …..



KALIMAT EFEKTIF
• Kalimat efektif merupakan kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca secara tepat.
• Ciri-ciri kalimat efektif:
• kesepadanan/kepadanan struktur (kesatuan/koherensi)
ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• keparalelan/kesejajaran bentuk
adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
• ketegasan/penekanan kata
Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
• kehematan kata
adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. kata menjadi padat berisi.
• kepaduan gagasan
adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
• kelogisan bahasa
adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
• Kevariasian


Alinea / Paragraf
• Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.


Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan dalam 2 macam :
• Kalimat topik/kalimat pokok
• Mengandung ide pokok/gagasan pokok yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
• Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
• Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
• Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung
• Kalimat penjelas/pendukung
• Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
• Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
• Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
• Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik


Persyaratan Paragraf / Alinea
• Kesatuan :  membicarakan satu gagasan.
• Kepaduan : seluruh kalimat saling terkait, mendukung gagasan tunggal.
Berguna untuk memudahkan dalam memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.
Jenis Alinea
• Menurut posisi kalimat topiknya:
Alinea deduktif
  Kalimat utama terletak di awal paragraf. Menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu (khusus ke umum). 
Alinea induktif
  Kalimat utama terletak di akhir paragraf. Menyajikan pokok permasalahan di akhir paragraf (umum ke khusus).
Alinea induktif
  Kalimat utama terletak di akhir paragraf. Menyajikan pokok permasalahan di akhir paragraf (umum ke khusus). 
Alinea deduktif-induktif
  Pokok kalimat ditempatkan pada bagian awal dan akhir alinea.
Alinea penuh kalimat topik

  Bila seluruh kalimat yang membangun alinea sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat tersebut menjadi kalimat topik.
• Menurut isinya:
Alinea persuasif
  Isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Alinea argumentatif 
  Isi alinea membahas bukti-bukti atau alasan yang kuat, mendukung, atau meyakinkan.
Alinea naratif
  Isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
Alinea deskriptif
  Isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Alinea ekspositoris 
  Isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian.
 • Menurut fungsinya:
Alinea pembuka
  Isi alinea pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Alinea pengembang
  Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka.
Alinea naratif
  Berisi simpulan bagian karangan. Dimaksudkan untuk mengakiri karangan.
  
Pengembangan Alinea
Metode Definisi
• Metode Proses
Metode Contoh
Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab
Metode Umum-khusus/ khusus-umum
Metode Klasifikasi
Metode Perbandingan
   
    Penulisan Karangan Ilmiah
   Karangan Ilmiah
   Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan.


   Macam Karangan
  •     Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat pada karangan baku. Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. 
  •     Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah. Misal: artikel, editorial, opini, resensi buku, esai.
  •     Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
    Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Menyajikan fakta obyektif
• Penulisan cermat
Tidak mengejar keuntungan pribadi
Sistematis
Tidak emotif
• Selalu didukung oleh data
Memuat kebenaran
    • Tidak melebih-lebihkan sesuatu


Bahasa Tulis Ilmiah
Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah.

 Ragam bahasa tulis
Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
• Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
Dibentuk dengan struktur lengkap
Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu

Ragam bahasa Ilmiah
- Cendikia
   Mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil    berpikir logis.
- Lugas
  Diungkapkan secara langsung.
- Jelas
  Tidak menggunakan kalimat yang bertele-tele.
- Formal
  Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Bertolak dari gagasan 
  Tidak melenceng.
- Obyektif
  Tidak emosional dan memihak.
- Konsisten
  Penggunaan istilah dan penyebutan.
Ide pokok dan Ide penjelas dari kalimat
  • Gagasan pokok  atau Ide pokok kalimat
 - Gagasan pokok / ide pokok adalah ide / gagasan yang  menjadi pokok pengembangan paragraf.
 Gagasan pokok / Ide pokok adalah sebagai gagasan yang menentukan bermakna tidaknya suatu kalimat.
 - Kalimat utama / kalimat pokok adalah kalimat yang didalamnya terdapat ide pokok paragraf.
 - Ide pokok = Controlling ide.

Induk kalimat dan anak kalimat terdapat dalam satu kalimat .

Contoh :
Ia ditembak mati ketika masih bertugas sebagai militer di Kalimantan Timur.
  • Ide penjelas = Gagasan penjelas
- Gagasan yang berfungsi menjelaskan gagasan pokok.
    - Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat pokok.

Variasi ide pokok

Kontras
   Perbedaan antara sejumlah ide penjelas di uraikan, dan kriteria pembedanya diungkapkan dalam ide pokok.
   Kronologis  
   Setiap ide penjelas adalah gejala yang berurutan dan ide pokok-nya mengungkapkan kurun waktu tertentu.
   Proses
   Setiap ide penjelas adalah penjelasan tahap-tahap yang harus dilalui sedangkan ide pokoknya hanya tahap-tahapnya saja.

  Kalimat Efektif dan Kalimat Nonefektif

Definisi Kalimat Efektif dan Nonefektif

- Kalimat efektif ialah dengan penggunaan jumlah kata yang sedikit dapat diungkapkan gagasan yang padat dan tepat tanpa terjadinya pelanggaran terhadap kaidah setiap unsur dan aspek bahasa .

- Kalimat nonefektif adalah kalimat yang mengandung kesalahan karena melanggar kaidah salah satu satuan bahasa atau lebih yang terdapat pada kalimat tersebut, misalnya pelanggaran terhadap kaidah struktur kalimat, klausa, frasa, pilihan kata ataupun ejaan.

Jenis kalimat Nonefektif :
  •  Pengaruh bahasa daerah / dialek.
    Contoh:
 Pada bab II kami akan lampirkan grafik dan tabel (kalimat tidak tepat).
 Pada bab II akan kami lampirkan grafik dan tabel (kalimat tepat).
  • Pengaruh bahasa asing.
    Contoh: 
Surabaya, dimana kami tinggal sekarang, udaranya panas sekali (kalimat tidak tepat)
Surabaya, tempat kami tinggal sekarang, udaranya panas sekali (kalimat tepat)
  •       Kalimat mengandung makna ganda.
  •       Kalimat makna tidak logis (nirlogis).
  •       Kalimat mengandung gejala pleonastis (mubazir).
  •       Kalimat terlalu panjang dan tidak lugas.
  •       Kalimat dengan struktur rancau.
  •       Kalimat tidak lengkap.


Ciri-ciri Kalimat Efektif :

  1.       Kesepadanan struktur bahasa.
  2.       Keparalelan atau kesejajaran bentuk.
  3.       Ketegasan atau penekanan kata.
  4.       Kehematan kata.
  5.       Kepaduan gagasan.
  6.       Kelogisan makna. 


Contoh :
           1.)    Kesepadanan struktur bahasa
     - Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan dan  struktur bahasa yang digunakan.
     - Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

   Beberapa ciri kesepadanan

 - Mempunyai struktur jelas
 - Kejelasan subjek atau predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam,  bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, yang ditempatkan di depan subjek.
 - Tidak terdapat subjek ganda.
 - Predikat kalimat tidak didahului dengan kata yang.

   Contoh kalimat kesepadanan :
  - Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat ijin berkendara (Kalimat tidak sepadan).
  - Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat ijin berkendara (Kalimat sepadan).

           2.)    Keparalelan atau Kesejajaran bentu
         - Keparalelan atau Kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola  atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
     - Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.

Contoh kalimat keparalelan :
-Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecetan tembok, memasang lampu, pengujian sistem, pembagian air, dan menata ruang (kalimat tidak paralel).
- Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecetan tembok, pemasangan lampu, pengujian sistem, pembagian air, dan penataan ruang (kalimat paralel).

           3.)    Ketegasan atau penekanan kata
      -Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.

    Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat :
1.  Meletakkan kata yang di tonjolkan itu pada awal  kalimat.
2.  Melakukan pengulangan (Repetisi).
3.  Pengontrasan kata kunci (Lawan kata).
4.  Partikel penegas (tambahan –lah dan –pun).


4.)    Kehematan kata adalah upaya menghindari pemakain kata yang tidak perlu :
Kata menjadi padat berisi . Dapat dilakukan dengan cara :
 1. Menghilangkan pengulangan subjek.
 2. Menghindarkan pemakain superordinat pada hiponimi.
 3. Menghindarkan kesinoniman dalam 1 kalimat.
 4. Tidak menjamakkan kata yang sudah jamak.

Contoh menghilangkan pengulangan subjek :
- Karena ia tak di undang, dia tidak datang ke tempat itu.
- Karena tak di undang, dia tidak datang ke tempat itu.

Contoh menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi :
- Mira adalah gadis yang memakai baju warna merah.
- Hari ini agus naik kendaraan bis.

Contoh menghindarkan kesinoniman dalam 1 kalimat :
-Jangan naik keatas karena licin.

Contoh tidak menjamakkan kata yang sudah jamak :
-Para tamu-tamu telah hadir.


5.)    Kepaduan gagasan
Contoh :
-Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.


6.)    Kelogisan
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal.
Contoh :
-Kepada ibu intha, waktu dan tempat kami persilakan. (Tdk Logis)
-Kepada ibu intha, kami persilakan. (Logis)