Kamis, 27 September 2012
Selasa, 11 September 2012
Konsep Dasar Bahasa Indonesia
Konsep Dasar Bahasa Indonesia
Pengantar
Dua cara
berkomunikasi:
1. Secara Verbal
Dilakukan dengan
menggunakan
alat/media bahasa:
• Lisan
• Tulis
2. Secara Non verbal
Dilakukan dengan
menggunakan media
selain bahasa:
• Simbol (tanda lalin)
• Isyarat (lambaian
tangan)
• Kode (morse)
• Bunyi-bunyian
(sirine, kentongan)
Fungsi Bahasa :
Bahasa berfungsi sebagai alat:
-Berkomunikasi
-Mengekspresikan diri
-Berintegrasi & beradaptasi sosial
-Kontrol sosial
Ragam dan Laras Bahasa
RAGAM BAHASA
Ragam bahasa yaitu variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa
Ragam bahasa dapat dibedakan
menjadi 5 :
Berdasar media Pengantarnya
-Ragam lisan
-Ragam tulis
Berdasarkan situasi pemakaiannnya
-Ragam formal
-Ragam semiformal
-Ragam nonformal
Contoh:
Ragam formal
Saya, Anda, Bapak, Ibu,
Saudara.
Ragam semiformal
Aku, Kamu, Bung, Mas, Dik, Mbak
Ragam nonformal
Gue, Ane, Lu, Neng, Situ
LARAS BAHASA
Laras bahasa ialah kesesuaian bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakai.
bahasa dengan ciri tertentu yang dipakai (difungsikan) untuk
keperluan tertentu.
Macam-macam laras bahasa:
-Laras ilmiah
-Laras sastra (puisi, cerpen, novel, dll.)
-Laras jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll.)
-Laras hukum
-Laras kedokteran
-dll.
Ciri Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karya Ilmiah:
1. Menggunakan ragam formal
2. Menggunakan kalimat efektif, ciri-ciri:
- Bentuk gramatikal singkat
- Menghindari bentuk berlebihan
- Ada kesepadanan antara struktur
gramatik dengan alur pikir
3. Menghindari makna ambigu (ganda)
BAHASA INDONESIA YANG BAIK
DAN BENAR
• Bahasa yang baik apabila maknanya dapat
dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi.
• Bahasa yang benar adalah bahasa dengan
ragam formal yang mengikuti kaidah baku
• Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa
yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak
menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan.
TATA EJAAN dan PILIHAN KATA (DIKSI)
Ejaan adalah seperangkat aturan/kaidah
pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu
bahasa.
Sejarah ejaan dalam bahasa Indonesia
• Ejaan Van Ophuijsen (1901 – 1947) Seorang
guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia.
• Ejaan Republik (ejaan Suwandi) (1947 –
1972) Menteri PP dan K RI saat itu.
• Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (16 Agt.
1972 – sekarang) suatu bahasa.
Penulisan Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan.
Ragam bahasa tulis
Ruang Lingkup EYD
1. Pemakaian Huruf
Membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa :
• Abjad
(a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)
• Vokal
(a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
• Konsonan
(b, c, d, … -- B, C, D,…)
• Pemenggalan
- Pemenggalan
kata dasar
- Pemenggalan
imbuhan
- Pemenggalan kata gabungan
- Pemenggalan khusus
• Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
2. Penulisan Huruf
-
Huruf
Kapital
-
Huruf
Miring
3. Penulisan Kata
• Kata Dasar
• Kata Turunan
• Bentuk Ulang
• Gabungan Kata
• Kata Depan di, ke, dari
• Kata Sambung si, sang
• Singkatan dan akronim
• Angka dan Lambang bilangan
• Kata Depan di, ke, dari
• Kata Sambung si, sang
• Singkatan dan akronim
• Angka dan Lambang bilangan
4. Penulisan Unsur Serapan
Unsur
serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing.
5. Pemakaian Tanda Baca (pungtuasi)
• Tanda titik(.)
• Tanda koma (,)
• Tanda titik koma (;)
• Tanda titik dua (:)
• Tanda hubung (-)
• Tanda tanya (?)
• Tanda seru (!), dll.
• Tanda titik dua (:)
• Tanda hubung (-)
• Tanda tanya (?)
• Tanda seru (!), dll.
PILIHAN KATA/DIKSI
• Penggunaan kata dalam
berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya.
• Tepat -> makna,
logika, maksud
• Sesuai -> konteks sosial
FUNGSI DIKSI
• Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal.
• Membentuk
gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
- Komunikasi
berjalan baik
- Suasana tepat
- Mencegah perbedaan tafsiran
MAKNA DENOTATIF dan KONOTATIF
• Makna
Denotatif
Kata yang rujukannya tunggal atau makna
kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan peluang pada pembaca untuk memberikan
makna tambahan.
• Makna
Konotatif
Makna yang mengandung asosiasi-asosiasi
tambahan, makna yang tidak sebenarnya.
Kata Umum & Khusus
-
Kata
umum/subordinat : acuannya lebih luas
-
Kata
khusus/hiponim : acuannya lebih khusus
Semakin luas ruang lingkup suatu kata,
maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, makin terbuka kemungkinan
salah dalam pemaknaannya.
Kata Konkret & Abstrak
-
Kata
konkret adalah kata yang mudah diserap pancaindra
Contoh: meja, rumah,
air, cantik, hangat, wangi, suara.
-
Kata
Abstrak: Tidak mudah diserap pancaindra
Contoh:
keinginan, angan-angan, perdamaian, kebahagiaan
Kata Penghubung Berpasangan
-
antara …. dan
…
-
tidak …, tetapi
…
-
baik ….maupun …..
-
bukan …, melainkan
…..
KALIMAT
EFEKTIF
• Kalimat efektif merupakan kalimat yang
benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca secara
tepat.
• Ciri-ciri kalimat efektif:
• kesepadanan/kepadanan
struktur (kesatuan/koherensi)
ialah
keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• keparalelan/kesejajaran
bentuk
adalah
terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan
frasa yang dipakai di dalam kalimat.
• ketegasan/penekanan
kata
Merupakan
perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap
makna kalimat secara keseluruhan.
• kehematan
kata
adalah
upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. kata menjadi padat berisi.
• kepaduan
gagasan
adalah
terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
• kelogisan
bahasa
adalah
terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
• Kevariasian
Alinea /
Paragraf
• Satuan bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.
Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan
dalam 2 macam :
• Kalimat topik/kalimat pokok
• Mengandung ide
pokok/gagasan pokok yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
• Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
• Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
• Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung
• Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
• Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
• Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung
• Kalimat penjelas/pendukung
• Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
• Arti kalimat ini kadang-kadang baru
jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
• Pembentukannya sering memerlukan
bantuan kata sambung dan frasa transisi;
• Isinya berupa rincian, keterangan,
contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik
Persyaratan Paragraf / Alinea
• Kesatuan : membicarakan satu gagasan.
• Kepaduan : seluruh kalimat saling terkait, mendukung
gagasan tunggal.
Berguna untuk memudahkan dalam memahami
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.
Jenis Alinea
• Menurut posisi kalimat topiknya:
• Alinea
deduktif
Kalimat utama terletak di awal paragraf.
Menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu (khusus ke umum).
• Alinea induktif
Kalimat utama terletak di akhir paragraf.
Menyajikan pokok permasalahan di akhir paragraf (umum ke khusus).
• Alinea induktif
Kalimat utama terletak di akhir paragraf.
Menyajikan pokok permasalahan di akhir paragraf (umum ke khusus).
• Alinea deduktif-induktif
Pokok kalimat
ditempatkan pada bagian awal dan akhir alinea.
• Alinea penuh kalimat topik
Bila seluruh kalimat yang membangun
alinea sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat tersebut menjadi kalimat
topik.
• Menurut isinya:
• Alinea persuasif
Isi alinea
mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
• Alinea argumentatif
Isi alinea
membahas bukti-bukti atau alasan yang kuat, mendukung, atau meyakinkan.
• Alinea naratif
Isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
• Alinea deskriptif
Isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
• Alinea ekspositoris
Isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian.
Isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian.
• Menurut fungsinya:
• Alinea pembuka
Isi alinea pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
• Alinea pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka.
• Alinea naratif
Berisi simpulan bagian karangan. Dimaksudkan untuk mengakiri karangan.
Pengembangan Alinea
• Metode Definisi
• Metode Proses
• Metode Contoh
• Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab
• Metode Umum-khusus/ khusus-umum
• Metode Klasifikasi
• Metode PerbandinganPenulisan Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan.
Macam Karangan
- Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat pada karangan baku. Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
- Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah. Misal: artikel, editorial, opini, resensi buku, esai.
- Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
• Menyajikan fakta obyektif
• Penulisan cermat
• Tidak mengejar keuntungan pribadi
• Sistematis
• Tidak emotif
• Selalu didukung oleh data
• Selalu didukung oleh data
• Memuat kebenaran
• Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Bahasa Tulis Ilmiah
Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis
dan ragam bahasa ilmiah.
Ragam bahasa tulis
• Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
• Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
• Dibentuk dengan struktur lengkap
• Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu
Ragam bahasa Ilmiah
- Cendikia
Ragam bahasa Ilmiah
- Cendikia
Mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis.
- Lugas
Diungkapkan secara langsung.
Diungkapkan secara langsung.
- Jelas
Tidak menggunakan kalimat yang bertele-tele.
Tidak menggunakan kalimat yang bertele-tele.
- Formal
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Bertolak dari gagasan
Tidak melenceng.
Tidak melenceng.
- Obyektif
Tidak emosional dan memihak.
Tidak emosional dan memihak.
- Konsisten
Penggunaan istilah dan penyebutan.
Penggunaan istilah dan penyebutan.
Ide pokok dan Ide penjelas dari kalimat
- Gagasan pokok atau Ide pokok kalimat
- Gagasan pokok / Ide pokok adalah sebagai gagasan
yang menentukan bermakna tidaknya suatu kalimat.
- Kalimat utama / kalimat pokok adalah kalimat
yang didalamnya terdapat ide pokok paragraf.
- Ide pokok = Controlling ide.
Induk kalimat dan anak kalimat terdapat dalam satu kalimat .
Contoh :
Ia ditembak mati
ketika masih bertugas sebagai militer di Kalimantan Timur.
- Ide penjelas = Gagasan penjelas
- Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan
kalimat pokok.
Variasi ide pokok
Kontras
Kontras
Perbedaan antara sejumlah ide penjelas di
uraikan, dan kriteria pembedanya diungkapkan dalam ide pokok.
Kronologis
Kronologis
Setiap ide penjelas adalah gejala yang
berurutan dan ide pokok-nya mengungkapkan kurun waktu tertentu.
Proses
Proses
Setiap ide penjelas adalah penjelasan
tahap-tahap yang harus dilalui sedangkan ide pokoknya hanya tahap-tahapnya
saja.
Kalimat Efektif dan Kalimat Nonefektif
Definisi Kalimat Efektif dan Nonefektif
- Kalimat efektif ialah dengan penggunaan jumlah kata yang
sedikit dapat diungkapkan gagasan yang padat dan tepat tanpa terjadinya
pelanggaran terhadap kaidah setiap unsur dan aspek bahasa .
- Kalimat nonefektif adalah kalimat yang mengandung kesalahan
karena melanggar kaidah salah satu satuan bahasa atau lebih yang terdapat pada
kalimat tersebut, misalnya pelanggaran terhadap kaidah struktur kalimat,
klausa, frasa, pilihan kata ataupun ejaan.
Jenis kalimat Nonefektif :
- Pengaruh bahasa daerah / dialek.
Contoh:
Pada bab II kami akan lampirkan grafik
dan tabel (kalimat tidak tepat).
Pada bab II akan kami lampirkan grafik dan tabel (kalimat tepat).
- Pengaruh bahasa asing.
Contoh:
Surabaya, dimana kami tinggal sekarang,
udaranya panas sekali (kalimat tidak tepat)
Surabaya, tempat kami tinggal
sekarang, udaranya panas sekali (kalimat tepat)
- Kalimat mengandung makna ganda.
- Kalimat makna tidak logis (nirlogis).
- Kalimat mengandung gejala pleonastis (mubazir).
- Kalimat terlalu panjang dan tidak lugas.
- Kalimat dengan struktur rancau.
- Kalimat tidak lengkap.
Ciri-ciri Kalimat Efektif :
- Kesepadanan struktur bahasa.
- Keparalelan atau kesejajaran bentuk.
- Ketegasan atau penekanan kata.
- Kehematan kata.
- Kepaduan gagasan.
- Kelogisan makna.
Contoh :
1.)
Kesepadanan struktur bahasa
- Kesepadanan adalah keseimbangan antara
gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
- Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Beberapa ciri kesepadanan
- Mempunyai struktur jelas
- Kejelasan subjek atau predikat dapat
dilakukan dengan tidak menggunakan
kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, yang ditempatkan di depan subjek.
- Tidak terdapat subjek ganda.
- Predikat kalimat tidak didahului dengan
kata yang.
Contoh kalimat kesepadanan :
- Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya
harus memiliki surat ijin berkendara (Kalimat tidak sepadan).
- Setiap pengendara mobil di Surabaya harus
memiliki surat ijin berkendara (Kalimat sepadan).
2.)
Keparalelan atau Kesejajaran bentu
- Keparalelan atau Kesejajaran bentuk adalah
terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan
frasa yang dipakai di dalam kalimat.
- Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
Contoh kalimat keparalelan :
-Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah pengecetan tembok, memasang lampu, pengujian sistem, pembagian air,
dan menata
ruang (kalimat tidak paralel).
- Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah pengecetan tembok, pemasangan lampu,
pengujian sistem, pembagian air, dan penataan ruang (kalimat
paralel).
3.)
Ketegasan atau penekanan kata
-Merupakan perlakuan khusus pada kata
tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara
keseluruhan.
Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat :
1. Meletakkan kata yang di tonjolkan itu pada awal kalimat.
2. Melakukan pengulangan (Repetisi).
3. Pengontrasan kata kunci (Lawan kata).
4. Partikel penegas (tambahan –lah dan –pun).
4.) Kehematan kata adalah upaya menghindari pemakain kata yang tidak perlu :
Kata menjadi padat berisi . Dapat dilakukan dengan cara :
1. Menghilangkan pengulangan subjek.
2. Menghindarkan pemakain superordinat pada hiponimi.
3. Menghindarkan kesinoniman dalam 1 kalimat.
4. Tidak menjamakkan kata yang sudah jamak.
Contoh menghilangkan pengulangan subjek :
- Karena ia tak di undang, dia tidak datang ke tempat itu.
- Karena tak di undang, dia tidak datang ke tempat itu.
Contoh menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi :
- Mira adalah gadis yang memakai baju warna merah.
- Hari ini agus naik kendaraan bis.
Contoh menghindarkan kesinoniman dalam 1 kalimat :
-Jangan naik keatas karena licin.
Contoh tidak menjamakkan kata yang sudah jamak :
-Para tamu-tamu telah hadir.
5.) Kepaduan gagasan
Contoh :
-Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
6.) Kelogisan
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal.
Contoh :
-Kepada ibu intha, waktu dan tempat kami persilakan. (Tdk Logis)
-Kepada ibu intha, kami persilakan. (Logis)
Langganan:
Postingan (Atom)